Posted by : Unknown
Minggu, 26 April 2015
Mendengar nama kabupaten ini mungkin yang terlintas di benak anda adalah sebuah kabupaten yang terletak di Pulau Jawa. Tapi Pringsewu yang satu ini lain,Pringsewu merupakan salah satu dari 15 Kabupaten/kota yang ada di Provinsi Lampung. Pringsewu , yang dalam bahasa jawa berarti bambu seribu, adalah nama salah satu kota di Jawa Tengah.
Sebelum pemekaran Pringsewu masuk dalam wilayah kabupaten Lampung Selatan, letaknya kurang lebih1,5 jam berkendaraan dari pusat kota Bandar Lampung. Apa yang menarik dari kabupaten Pringsewu di propinsi Lampung ini?
Sebagai permulaan, salah satu keunikan dari kabupaten ini adalah panorama tepi kota yang lagi-lagi mengingatkan kita akan tipikal daerah di Pulau Jawa.
Begitu masuk gerbang selamat datang berbentuk replika bilah-bilah gading raksasa, kita akan segera disambut oleh hamparan sawah hijau serta deretan kios yang menjajakan belut hidup. Belut ini ditawarkan sebagai buah tangan bagi para pelintas jalan. hanya dengan uang 20 ribu rupiah, anda bisa membawa pulang satu kantong plastik berisi belasan belut hidup.
Selain belut, satwa lain yang ikut memeriahkan Pringsewu adalah walet. Jika malam tiba, burung-burung walet berbaris rapih di kabel-kabel listrik serta di atap-atap ruko. Jumlahnya ribuaan. Meraka hanya bertengger diam, sama sekali tak terusik dengan lalu-lintas kendaraan serta keramaian di bawahnya.
Keunikan berikutnya dapat anda temui ketika anda menelusuri Kabupaten Pringsewu. Nama-nama desa seperti Tambak Rejo, Sukoharjo, Tulung Agung, Klaten, Yogyakarta, Kediri, Tempel hingga Sidoarjo bisa anda temui di kabupaten ini.
Sempatkanlah singgah dan bercakap-cakap dengan penduduk Pringsewu, anda akan menemukan mayoritas warga Pringsewu Lampung ini bercakap-cakap dengan bahasa serta logat Jawa yang kental.
Keberadaan nama-nama desa yang amat mirip dengan nama daerah-daerah di Pulau Jawa, tentulah tak lepas dari sejarah Pringsewu yang merupakan salah satu daerah tujuan transmigrasi di propinsi Lampung.
Jadi jangan heran jika kita seakan menemukan Jawa mini di kabupaten Pringsewu.
Sejarah Awal Pringsewu
Sejarah
Pringsewu diawali dengan berdirinya sebuah perkampungan (tiuh) yang
bernama Margakaya pada tahun 1738 Masehi, yang dihuni masyarakat asli
suku Lampung-Pubian yang berada di tepi aliran sungai Way Tebu (4 km
dari pusat Kota Pringsewu ke arah selatan saat ini).
Selanjutnya,
187 tahun berikutnya yakni pada tahun 1925 sekelompok masyarakat dari
Pulau Jawa, melalui program kolonisasi oleh pemerintah kolonial Hindia
Belanda, juga membuka areal permukiman baru dengan membabat hutan bambu
yang cukup lebat di sekitar tiuh Margakaya tersebut. Karena begitu
banyaknya pohon bambu di hutan yang mereka buka tersebut, oleh
masyarakat desa yang baru dibuka tersebut dinamakan Pringsewu, yang
berasal dari bahasa Jawa yang artinya Bambu Seribu.
Saat
ini daerah yang dahulunya hutan bambu tersebut telah menjelma menjadi
sebuah kota yang cukup maju dan ramai di Provinsi Lampung, yakni yang
sekarang dikenal sebagai ‘Pringsewu’ yang saat ini juga merupakan salah satu kota terbesar di Provinsi Lampung.
Selanjutnya,
pada tahun 1936 berdiri pemerintahan Kawedanan Tataan yang beribukota
di Pringsewu, dengan Wedana pertama yakni Bapak Ibrahim hingga 1943.
Selanjutnya Kawedanan Tataan berturut-turut dipimpin oleh Bapak Ramelan
pada tahun 1943, Bapak Nurdin pada tahun 1949, Bapak Hasyim Asmarantaka
pada tahun 1951, Bapak Saleh Adenan pada tahun 1957, serta pada tahun
1959 diangkat sebagai Wedana yaitu Bapak R.Arifin Kartaprawira yang
merupakan Wedana terakhir hingga tahun 1964, saat pemerintahan Kawedanan
Tataan dihapuskan.
Pada
tahun 1964, dibentuk pemerintahan Kecamatan Pringsewu yang merupakan
bagian dari wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung Selatan sesuai
dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1964, yang sebelumnya Pringsewu juga
pernah menjadi bagian dari Kecamatan Pagelaran yang juga beribukota di
Pringsewu.
Dalam
sejarah perjalanan berikutnya, Kecamatan Pringsewu bersama sejumlah
kecamatan lainnya di wilayah Lampung Selatan bagian barat yang menjadi
bagian wilayah administrasi Pembantu Bupati Lampung Selatan Wilayah
Kotaagung, masuk menjadi bagian wilayah Kabupaten Tanggamus berdasarkan
Undang-undang Nomor 2 Tahun 1997, hingga terbentuk sebagai daerah otonom
yang mandiri.
Kabupaten
Pringsewu merupakan wilayah heterogen terdiri dari bermacam-macam suku
bangsa, dengan masyarakat Jawa yang cukup dominan, disamping masyarakat
asli Lampung, yang terdiri dari masyarakat yang beradat Pepadun (Pubian)
serta masyarakat beradat Saibatin (Peminggir).
Kabupaten
Pringsewu mempunyai luas wilayah 625 km2, berpenduduk 377.857 jiwa
(data 2011) terdiri dari 195.400 laki–laki dan 182.457 perempuan.
Kabupaten Pringsewu terdiri dari 9 kecamatan, yaitu Kecamatan Pringsewu, Pagelaran,Pagelaran Utara, Pardasuka, Gadingrejo, Sukoharjo, Ambarawa, Adiluwih, dan Kecamatan
Banyumas.
Dari segi luas wilayah, Kabupaten Pringsewu saat ini merupakan kabupaten terkecil, sekaligus terpadat di Provinsi Lampung.Pringsewu disetujui menjadi Kabupaten tersendiri karena perkembangannya yang cukup bagus,baik dari segi ekonomi maupun pendidikan.Pringsewu merupakan salah satu kota besar di Lampung,bahkan terbesar nomor 3 setelah Kota Bandar Lampung & Kota Metro.
Peta Administrasi Kabupaten Pringsewu
Arti Dari Lambang Kabupaten Pringsewu