Posted by : Unknown Selasa, 19 Mei 2015



Beberapa hari yang lalu saya pergi berlibur ke Kota Agung,apakah pembaca ada yang pernah singgah di Kota Agung ???,atau bahkan orang Kota Agung ???.Kalau ada yang belum pernah ke Kota Agung simak dan baca saja artikel dari saya ini.
  Kota Agung adalah salah satu kota di Lampung,terletak di jalan Lintas barat,kira-kira jarak tempuh dari Kota Bandar Lampung  ± 2,5 jam.Kota Agung adalah salah satu daerah di Lampung yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah,selain itu daerahnya masih asri karna memang letaknya di kakai gunung Tanggamus.Ibukota Kabupaten Tanggamus ini memiliki banyak pantai,air terjun,bahkan memiliki hutan lindung yang masih banyak satwa liar seperti harimau,singa,beruang & masih banyak lagi satwa lainnya.
  Yang membuat saya terkagum dengan daerah ini adalah kekayaan lautnya,ketika musim ubur-ubur tiba maka pantai di seluruh Kota Agung banyak dijumpai ubur-ubur.Selain ubur-ubur ada juga lumba-lumba yang merupakan maskot dari Kabupaten Tanggamus,pokoknya kalau pembaca berlibur ke Kota Agung dijamin gak bakal nyesel.Tapi harus hati-hati juga ketika anda berlayar dilaut lepas Kota Agung karena banyak terdapat ikan hiu,bahkan tak jarang menampakkan diri.
  Nah ini sedikit foto-foto ketika saya berlibur ke Kota Agung.


















Sejarah Kota Agung


Masa Kolonial

 Semasa pemerintahan Hindia Belanda, Kotaagung yang menjadi cikal-bakal ibu kota Kabupaten Tanggamus sudah berkembang sebagai wilayah pemerintahan kecil. Kotaagung tempo doeloe dipimpin seorang controller. Sebutan itu ditujukan bagi seorang pemimpin yang memerintah di Kotaagung pada saat Belanda mulai masuk di tahun 1889.
Ketika itu, pemerintahan dilaksanakan secara adat yang terdiri dari 5 marga. Masing-masing Gunungalip yang mendiami Talangpadang, Benawang, Belungun, Pematangsawa dan Ngarip. Masing-masing marga dipimpin seorang pesirah yang membawahkan beberapa kampung. 
Pemerintah Belanda memberikan prioritas bagi para petani untuk terus meningkatkan hasil pertaniannya. Ditambah lagi, pungutan pajak yang tidak dilakukan pada hari Jumat, bulan puasa dan sewaktu petani sedang mengerjakan sawahnya, sebab Pemerintah Belanda menunggu sampai saat panen tiba.

Masa Kemerdekaan
Berikutnya, pada tahun 1944 berdiri pemerintahan kecamatan dan kewedanan yang dilanjutkan dengan pemerintahan negeri sekaligus menghapus pemerintahan adat atau marga pada 1953. Pada masa kewedanan ini, Kotaagung mengoordinasikan 4 wilayah kecamatan yaitu kecamatan Kotaagung, Wonosobo, Cukuhbalak dan Talangpadang termasuk Pulaupanggung.


Masa Revolusi dan Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka, sistem pemerintahan di Kotaagung pun mengalami perubahan. Satu yang paling berpengaruh adalah dihapuskannya sistem kewedanan. Sistem pemerintahan ini hanya berlangung sampai 1964. Sedangkan pemerintahan negeri berakhir 1971.
Perkembangan selanjutnya, dalam rangka mengatasi rentang kendali sekaligus persiapan pembentukan Pembantu Bupati Lampung Selatan untuk Wilayah Kotaagung yang berkedudukan di Kotaagung. Persiapan ini dilakukan dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Dalam negeri (Kepmendagri) Nomor 114 tanggal 30 Juni 1979.
Berdasarkan Kepmendagri ini, wilayah Kotaagung dibagi menjadi 10 kecamatan dan 7 perwakilan kecamatan dengan 300 desa atau pekon dan 3 kelurahan serta 4 desa persiapan. Hingga tahun 1985 perjuangan untuk menjadikan Kabupetan Tanggamus definitif terus bergulir.

Masa Revormasi dan Otonomi
Semangat otonomi daerah yang digulirkan bersamaan dengan tumbangnya orde baru yang ditandai dengan danya reformasi juga berpengaruh di wilayah Kotaagung dan sekitarnya. Keinginan masyarakat setempat untuk mandiri ditandai dengan perjuangan untuk menjadikan daerahnya sebagai kabupaten definitif.
Setelah melalui proses yang panjang, harapan ini pun terwujud. Pada tanggal 21 Maret 1997 melalui UU No 2 tahun 1997 wilayah Tanggamus yang semula termasuk dalam Kabupaten Lampung Selatan resmi menjadi kabupaten.
Seiring dengan dinamika perkembangan masyarakat adat, pada tanggal 12 Januari 2004 kepada adat Saibatin Marga Benawang merestui berdirinya Marga Negara Batin. Sebelumnya, marga ini termasuk dalam Marga Benawang.
Pengukuhan marga adat baru ini diprekuat dengan penobatan kepada adat Marga Negara Batin bergelar Sutan Batin Kamarullah Pemuka Raja Semaka V pada tanggal 10 Maret 2004 di pekon Negara Batin. Sehingga, masyarakat adat yang semula 5 kini menjadi 6 marga.
Kabupaten ini memiliki lambang daerah berbentuk perisai bersegi lima yang menggambarkan kesanggupan masyarakat Kabupaten Tanggamus dalam mempertahankan citra dan meningkatkan pembangunan daerah yang didiami oleh beberapa unsur golongan masyarakatnya.
Ketika dibentuk, Kabupaten yang kini berusia 10 tahun ini terdiri dari 11 kecamatan dan 6 perwakilan kecamatan. Pada tanggal 19 Juni 2000 disahkan Perda No. 18 tahun 2000 tentang Pembentukan Kecamatan dan Tata Kerja Pemerintahan Kecamatan.
Dengan pengesahan Perda tersebut, jumlah kecamatan bertambah 6 sehingga menjadi 17. kemudian pada tahun 2005 jumlah kecamatan bertambah lagi menjadi 24 dengan disahkannya Perda Nomor 05 tahun 2005 dengan pekon yang berjumlah 317 dan 7 kelurahan. Dan, sejak 2006 lalu Kabupaten Tanggamus memiliki 28 kecamatan dimana peresmian keempat kecamatan tambahan itu dilakukan pada tahun 2007 ini.

Terus Membangun
Bupati pertama yang memimpin kabupaten ini adalah Drs. H. Achmad Syah Putra. Seiring dengan perubahan sistem pemerintahan secara nasional, dimana pemilihan kepada daerah mulai dilakukan semilangsung. Demikian pula dengan pemilihan bupati Tanggamus pada tahun 2002.
Ketika itu, terpilih pasangan Drs. H. Fauzan Sya’ie, M.Sc. dan Bambang Kurniawan, S.T. sebagai bupati dan wakil bupati yang dilantik Mendagri pada 15 Februari 2003. Tugas Bupati Fauzan Sya’ie dan Wakil Bupati Bambang Kurniawan sangat berat, apalagi terjadinya perubahan secara nasional maupun global di Indonesia dan dunia internasional.
Perubahan politik pun harus memengaruhi gerak langkah pembangunan Tanggamus. Dengan SDM yang sebagian  besar berada di wilayah pedesaan dan termasuk golongan ekonomi menengah dan kecil, sangat perlu eksploitasi potensi alam yang melimpah ruah.
Seluruh masyarakat di kabupaten ini pun bertekad untuk terus menggapai asa yakni mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Translate

- Copyright © Eko Indrawan Blog -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed Creative by Eko Indrawan Diskominfo -