Posted by : Unknown
Jumat, 17 April 2015
Cara Menjadi Kameramen & penjelasannya
1. RTFM
Pelajari bagian kecepatan shutter atau shutter speed, kemudian coba untuk mengambil gambar didalam ruangan dan diluar ruangan, coba pelajari menu-menu yang ada dalam kamera anda. Sebagai langkah awal anda bisa membaca buku manualnya sebanyak 2 kali agar anda lebih mudah untuk memahaminya. Lihat Foto Digital dan Foto Pernikahan.
2. Persiapan
Ketika suatu saat anda akan bepergian dengan membawa serta kamera Video Shooting anda, maka yang perlu anda persiapkan adalah sebagai berikut :
* setidaknya 1 baterai cadangan yang terisi penuh
* sekurang-kurangnya 2 kaset video untuk merekam
* pembersih lensa
* Sebuah tripod, walaupun mungkin nanti anda tidak membutuhkannya
* charger baterai
* kabel power
* Pelindung kabel, bisa lakban atau sejenisnya untuk melindungi kabel anda dari injakan manusia atau barang
* Lampu oncam, filter lensa, mikrofon, dan asesoris lain yang anda miliki
3. Gunakan Tripod
Pada kebanyakan Video buatan sendiri akan terlihat goyang gambarnya, dan itu sangat tidak enak untuk dilihat. Dan untuk mengatasi itu, maka anda membutuhkan sebuah tripod yang akan menyangga kamera anda tetap tidak bergoyang. Dan dengan itu pula anda dapat melakukan panning maupun zoom dengan lebih halus. Dan jika anda tidak memiliki tripod, maka usahakan agar anda berada pada dinding. Sehingga anda dapat menyandarkan bagian punggung anda pada dinding untuk mengurangi goncangan kamera.
4. Tingkatkan Pencahayaan
Kita perlu untuk memiliki sistem pencahayaan sendiri untuk membantu kamera yang sudah kita punya. Seperti Oncam dan lainnya. Jika kondisi pencahayaan kurang, hindari penggunaan autofocus. Untuk menghasilkan video yang baik usahakan pengambilan gambar pada pagi hari atau sore hari. See Paket Foto
5. Audio yang baik
Mikrofon yang sudah dibandel dengan kamera merupakan mikrofon dengan kualitas paling dasar, sehingga tidak akan dapat menghasilkan kualitas suara yang baik. Sehingga anda mungkin perlu untuk menggunakan perangkat audio tambahan yang lebih baik.
6. Posisikan Pengambilan gambar anda dengan baik
Seorang fotografer yang baik, maka dia akan mengambil gambar dalam beberapa posisi yang berbeda. Demikian pun anda sebagai seorang kameramen juga harus melakukan hal yang sama dengan mengambil gambar dari beberapa sudut yang berbeda untuk menghasilkan gambar yang lebih bervariasi.
7. jangan Pernah Gunakan Digital ZOOM
Sejauh apapun jarak anda dengan obyek yang akan anda ambil gambarnya, jangan pernah untuk menggunakan digital ZOOM. Karena hasilnya pasti video anda akan pecah, bahkan sebelum diedit. Penggunaan digital ZOOM adalah kesalahan yang sangat besar dalam dunia video shooting. Lihat juga Paket Foto dan Gambar Pernikahan
8. B-Roll Shoot
B-Roll shoot adalah anda mengambil gambar seolah-olah anda memiliki pedoman alur seperti dalam story board. Sehingga gambar yang anda hasilkan akan lebih bervariatif dan terstruktur sesuai dengan urutan yang benar. Sehingga hasil mixing akhir dari video anda akan terlihat seperti sebuah cerita, bukan sekedar gambar bergerak
PENJELASAN
Bahasa Kamera
Bahasa kamera merupakan bahasa standar broadcast internasional. Jadi bahasa ini umum digunakan di stasiun televisi manapun. Shot Orang
ECU : Extreme close-up (shot yang detail)
VCU : Very close-up (shot muka, dari dahi ke dagu)
BCU : Big close-up (seluruh kepala)
CU : Close up (dari kepala sampai dada)
MCU : Medium close-up (dari kepala sampai
perut)
perut)
MS : Medium shot (seluruh badan sebelum kaki)
Knee : Knee Shoot (dari kepala hingga lutut)
Knee : Knee Shoot (dari kepala hingga lutut)
MLS : Medium long shot (keseluruhan badan)
LS : Long shot (keseluruhan, ¾ sampai 1/3 tinggi layar)
ELS : Extra long shot (XLS), long shot yang lebih ekstrim
Zoom In : Obyek seolah-olah mendekat ke kameraZoom Out : Obyek seolah-olah menjauh dari kamera
Pan Up : Kamera bergerak (mendongak) ke atas
Pan Down : Kamera bergerak ke bawah
Tilt Up : sama dengan pan up
Tilt Down : sama dengan pan downPan Kiri : Kamera bergeser ke kiri
Pan Kanan : Kamera bergeser ke kanan
Track In : Kamera track (bergerak) mendekat ke obyek
Track Out : Kamera track (bergerak) menjauh dari obyek
Dolly In : sama track in
Dolly Out : sama track out
Untuk jenis shot yang sering digunakan adalah :
- Long Shot atau Full Shot, keseluruhan
- Wide Shot atau Cover Shot, keseluruhan obyek dalam adegan
- Close Shot atau Tight Shot, kelihatan detail
- Shooting Groups of people, bisa single shot, two shot, three shot dst sebagai gambaran keseluruhan.
Jenis-jenis Kamera
Kamera
Studio
Kamera jenis ini selain memiliki kemampuan tersendiri juga
ada beberapa adjustment yang dikontrol, alat tersebut bernama camera control
unit atau lebih dikenal dengan CCU. Seperti system kamera jenis lainnya,
kamera studio bertumpu pada pelurusan sirkuit akan tetapi tehnik digital
sekarang memiliki pre-set pada semua penyetelan sirkuit terutama pada
kamera studio modern.
Karena ukuran kamera studio sangat berat maka kamera studio
biasanya terpasang pada dolly agar bisa berpindah atau digeser secara
halus.
Kamera
Broadcast Portable Kamera jenis ini lebih ramping,
cocok untuk digunakan di studio maupun di lapangan. Dengan lensa zoom dan viewfinder
yang lebih besar maka kamera portabel juga digunakan di studio produksi. Dan
karena lebih ramping dibandingkan dengan kamera studio, unit kamera ini bisa
bekerja di lapangan secara langsung. Kamera portabel memiliki semua sirkuit
yang dibutuhkan serta memiliki fungsi-fungsi yang otomatis. Kamera jenis ini
juga memiliki videotape recorder sebagai bagian dari body kamera. Kamera
Ringan atau Lightweight Camera Untuk kebutuhan dilapangan produsen juga
membuat jenis kamera yang ringan. Hampir sama dengan jenis kamera portabel
namun jenis kamera ini lebih kecil lagi. Bisa digunakan secara hand-held
atau memakai tripod. Kamera Kecil Kamera ini lebih populer dengan nama handycam.
Jenisnya kecil, dibuat karena untuk pertimbangan harga yang murah. Digunakan
untuk home use, handycam banyak dijumpai di pasaran. Sinematrography
Elektronik Jenis kamera ini adalah jenis kamera televisi yang didisain
dengan karakter yang menyerupai kamera film. Menggunakan tape yang selanjutnya
di transfer ke dalam bentuk seluloid.
Bagian-bagian
Kamera
Kamera televisi secara normal
didisain khusus agar cocok untuk aplikasi tertentu. Sebuah kamera studio
misalnya, memiliki viewfinder yang besar agar kameramen bisa dengan
mudah mengoreksi fokus secara akurat. Seorang kameramen berita akan lebih
nyaman dengan kamera yang kompak karena mudah untuk dibawa walaupun harus
berpindah-pindah tempat. Lensa Lensa kamera merupakan “mata” yang berfungsi
menerima gambar secara natural. Lensa kamera memiliki penyesuain area, lensa
jenis ini disebut lensa zoom., tapi sistim lensa yang fix yang paling banyak
digunakan. Beam Splitter (pembagi cahaya) Di dalam sistim tv warna,
warna gambar natural sebenanya di bagi menjadi tiga versi identik yakni cahaya
berwarna merah, hijau dan biru yang direflesikan dari sebuah subyek. Hal ini
bisa dilakukan dengan tiga metode, yakni
- Dichroic mirror
- Prisma blok khusus
- atau Filter bergaris
Tabung Kamera, solid-state image sensors (CCD) Secara sederhana, urutan teratas kamera televisi memiliki 3 tabung yang terbagi atas componen merah, hijau, dan biru pada gambar berwarna. Informasi gambar secara detail dan brightness (luminance) dipancarkan dari gabungan gelombang warna yang diterima. Kini kamera video memiliki CCD yang canggih, sesuai dengan jenis kamera yg dikeluarkan. Viewfinder Letak viewfinder lajimnya berada di paling atas kamera atau berada di samping kiri kamera. Viewfinder memiliki yayar monochrome atau hitam putih, namun kini ada juga yg telah memiliki layar warna. Mounting Mounting kamera adalah bagian paling bawah dari kamera yang berfungsi untuk menyandarkan kamera pada tripod, agar kamera bisa digerakan sesuai keinginan dari kameramen.
Kontrol Kamera
Semua jenis kamera memiliki tiga urutan control :Untuk penyesuaian selama pengambilan gambarPenyesuaian kembali kondisi ketika perubahan diinginkanAtau ketika kamera “didiamkan sendirian”. Pada kamera studio sebagian kontrol distel di CCU yang terpisah dari kamera. Seorang CCU Man akan mengontrol terang gelap serta keseimbangan warna dan lainnya agar gambar yang dihasilkan bisa maksimal. Jadi seorang kameramen akan konsentrasi pada framing saja. Pertanyaanya, bagaimana kalau kameramen menggunakan kamera portabel atau kamera kombo ¿ Siapa yg menadjust setting kamera ¿ Jadi seorang kameramen harus memiliki kemampuan untuk menaddjust atau menyetel setting kamera. Lensa Kamera Lensa kamera adalah mata kamera atau jantung dari kamera itu sendiri, seorang cameraman harus konsen benar. Sistim pada lensa kamera secara normal memiliki tiga penyetelan atau adjustment yang bisa distel secara manual atau semi otomatis. Fokus, penyetelan jarak dimana gambar harus jelas/fokus.f-stop, penyetelan variable diafragma iris di dalam lensaZoom, merubah jarak focal (focal length) disesuaikan berapa banyak pemandangan/ gambar bisa dicapai. Secara keseluruhan yang bisa dilakukan pada control lensa adalah agar gambar atau shot bisa jelas/fokus, gambar bisa memiliki kedalaman atau depth of field yg baik, shot memiliki sudut yang baik, serta “besar kecilnya” gambar yang diinginkan. Sudut Lensa Umumnya layar televisi memiliki proporsi 4:3. Lensa kamera secara normal bisa mengkap gambar dengan proporsi yang sama, 4:3. Hitungan ini menjadi acuan bagaimana agar kita bisa memanfaatkan lens angle atau sudut lensa. Selain lensa yang normal, terdapat juga narrow lens untuk pengambilan gambar yang jauh serta widelens, untuk mendapatkan gambar lebih lebar lagi. Kontrol Zoom Control zoom berfungsi untuk mendekatkan atau menjauhkan obyek. Pada tombol ini terdapat kode W (wide angle) dan T (Telephoto). Jika tombol zoom ditekan di kode W maka gambar atau obyek kelihatan mendekat (zoom in), jika control zoom dg kode T yg ditekan maka obyek akan menjauh (zoom out). Fokus Untuk membuat gambar menjadi fokus, setel atau adjust lensa dg memutar ring fokus. Hal ini juga bisa disesuaikan dengan merubah control zoom. Fokus juga akan jauh lebih mudah jika obyek yg kita shooting memiliki cahaya yang cukup. f-numbers (f-stops) f-stop sebenarnya bisa dihitung. Ini persis seperti pada lensa photo still (tustel). Angka-angka tersebut adalah f/1.4 2 2.8 4 5.6 8 11 16 22 32. Dalam kenyataanya angka-angka tersebut bisa 3.5 4.5 6.3 biasanya digunakan. Sebagai contoh dalam bukaan pertama dari f/8 ke f/4 artinya gambar lebih terang empat kali lipat. Agar kita memiliki depth of field yang baik harus memiliki pencahayaan yang cukup. Exposure dan Iris Orang sering beranggapan kalau gambar yang bagus adalah gambar yang terang. Pada kenyataanya hal ini tidak selalu benar. Yang benar adalah jika obyek memiliki tones yang benar. Dalam kamera standar memiliki auto-iris, kalau fasilitas ini di aktifkan, maka secara otomatis lensa akan menyetelnya, rongga lensa terbuka. Fasilitas auto-iris bermanfaat ketika seorang kameramen harus berpindah-pindah tempat dimana pencahayaan belum tentu sama. Sayangnya, jika fasilitas ini dipakai kadangkala obyek menjadi tidak konstan. Jadi baiknya adalah fasilitas ini digunakan pertama kali, selanjutnya gunakan manual iris.
Jika pindah lokasi atau pencahayaan berbeda lakukan dg auto iris kembali, estela itu kembali ke manual.
Jenis-jenis
Mounting
Monopod
Tripod
Kamera
- Tripod Collapsible
- Tripod Pneumatic
- Tripod Rolling atau Tripod Dolly
Pedestal
Kamera
Pedestal
Field
Pedestal
Studio
Crane
Kamera
- Crane-arm
- Motorized dolly
- Large crane
Mounting
Khusus
Low
shot (Low tripod, high hat, camera sled)
High
Shot (Camera clamp, Hydraulic platforms, SkyCam)
Perlengkapan
yang harus disiapkan sebelum shooting
Agar
tidak ada perlengkapan shooting yang ketinggalan, biasanya dibuat
Pre-rehearseal checkout list. Diantaranya :
- Preliminaries (kamera dicek apakah hidup ? atau perlu warm up terlebih dahulu)
- Kabel Kamera (yakinkan semua kabel bisa berfungsi baik)
- Mounting/tatakan kamera
- Viewfinder
- Cable guards (berfungsi untuk mengamankan kamera)
- Lens cap (penutup lensa), agar lensa tidak kena debu dsb.
- Focus (cek apakah fokusnya baik)
- Zoom (cek apakah zoom bisa berjalan normal)
- Batere Kamera
- Kaset
- Lampu
- Microphone
Pustaka
:
- The Technique Televisión Production, Twelfth Edition, Peral Millerson. Focal Press
- The Work of The Motion Picture
Cameraman, Hasting Houese
New York
Technique, American Cinematograher
Basic
Camera Operation
Camera video ada berbagai macam merk, bentuk, dan varian.
Begitu juga media penyimpanan gambar juga bermacam-macam. Contoh-contoh merk
terkenal antara lain: Sony, Panasonic, Phillip, Ikegami, JVC, dan lain-lain.
Dari berbagai merk tersebut masing-masing mempunyai beragam varian dan bentuk.
Mulai kamera amatir, semi profesional, dan kamera profesional. Media
penyimpanan gambar antara lain: Betacam, Dvcam, Dvc-pro, MiniDV, maupun
berbentuk card (kartu memori).
Bagi pengguna pemula/amatir biasanya dengan mode auto sudah
cukup untuk mendapatkan gambar standar. Tatapi dalam kondisi tertentu, mode
auto tidak bisa kita pakai untuk mendapatkan gambar sesuai dengan kemauan kita.
Itulah sebabnya kenapa para Cameraman profesional sering menggunakan mode
manual dalam mengoperasikan kamera.
The
Main Control
Ada
enam control dasar pada kamera:
- Exposure:
- Aperture
- Shutter Speed
- (ND Filter)
- (Gain)
- Filter Colour
- White Balance
- Zoom
- Focus
- Audio Levels
Aperture, Shutter speed, ND Filter, dan Gain merupakan
bagian dari exposure.
Exposure
Eksposure secara sederhana dapat saya artikan sebagai
pencahayaan kamera. Untuk mendapatkan gambar yang normal, tidak gelap (under
exposure) dan tidak sangat terang (over exposure) harus diperhatikan:
·Aperture (diafragma)
Di kamera televisi disebut juga Iris, yaitu sejumlah
lembaran metal tipis yang disusun sedemikian rupa sehingga bisa dibuka dan
ditutup untuk mengatur banyaknya sinar yang masuk ke lensa kamera. Iris seperti
pupil mata kita yang bisa membesar dan mengecil sesuai cahaya yang masuk. Bila
Iris dibuka selebar mungkin, lensa mengirim sinar maksimum de dalam kamera,
sebaliknya kalau bukaan iris dikurangi lubang diafragma akan menyempit,
sehingga sinar yang masuk ke kamera jadi sedikit. Bukaan diafragma diukur dalam
satuan f-stop: f/1.4 – f/22. lebih kecil nomor f-stop = bukaan diafragma besar,
lebih besar nomor f-stop = bukaan diafragma kecil. Pengaturan iris secara
manual dapat dilakukan dengan memutar ring iris di lensa kamera.
· Shutter Speed
Biasanya shutter speed standar di kamera televisi 1/50.
kecuali anda ingin menggunakan efek shutter atau untuk mensinkronkan dengan
objek, baru Shutter Speed di posisi ON untuk selanjutnya bisa kita pilih sesuai
tujuan kita.
· ND Filter
Filter ND (Neutral Density) berfungsi untuk mengurangi
intensitas sinar yang terlalu kuat tanpa mempengaruhi kualitas warna cahaya.
Filter ini digunakan bila kondisi cahaya terlalu keras, seperti tengah hari
yang terik.
Gain
Kebalikan dari ND filter, Gain berfungsi apabila pengambilan
gambar dalam keadaan kurang cahaya, yang apabila dengan keadaan normal dengan
bukaan f-stop maksimal (f/1.4) masih under exposure. Dengan Gain kita bisa
mengangkat exposure secara digital, konsekuensinya gambar menjadi agak coral
(pecah).
Filter
Colour
Berfungsi untuk mengubah atau mencocokkan cahaya yang masuk
ke dalam kamera. Umumnya kamera video memiliki dua buah filter koreksi warna.
Untuk shoting di dalam ruangan dengan cahaya lampu tungsten (kemerahan) kita
pasang filter 3200ºK dan untuk shoting dengan penerangan cahaya matahari kita
gunakan filter 5600ºK.
Cahaya matahari banyak mengandung warna biru. Kalau kita
memasang filter no.2 (5600ºK) untuk matahari, sebenarnya kita memasang filter
berwarna oranye untuk mengimbangi warna biru pada matahari. Cahaya lampu bohlam
lebih mengandung warna merah, maka kita pasang filter no.1 (3200ºK) yang
berwarna kebiru-biruan.
Sumber cahaya yang lebih tinggi intensitas sinarnya
mengandung warna biru, sumber cahaya yang intensitas sinarnya rendah lebih
mengandung warna merah. Perbedaan warna cahaya ini tergantung pada suhu dan
diukur dengan derajad Kelvin.
White
Balance
Intensitas cahaya berbeda-beda pada saat yang berbeda dan
tempat berbeda dalam sehari. Cahaya matahari di luar (daylight) mempunyai suhu
kurang lebih 5600ºK, cahaya bohlam di dalam ruangan mempunyai suhu kurang lebih
3200ºK, cahaya lampu TL mempunyai suhu antara 5000ºK-6000ºK. karena intensitas
cahaya sangat berbeda maka filter koreksi warna tidak bisa menghasilkan warna
putih yang tepat. Maka dari itu kamera video juga dilengkapi dengan tombol
untuk menyetel white balance. Cara termudah untuk white balance adalah
dengan mengarahkan kamera terhadap benda putih apa saja yang berada dalam
kondisi cahaya yang sama dengan cahaya yang kita pergunakan untuk merekam
adegan.
Cara menyetel white balance:
Cara menyetel white balance:
- Pertama cocokkan filter koreksi warna dengan kondisi cahaya yang kita pakai shoting.
- Arahkan kamera terhadap benda putih apa saja
- Kamera di zoom sampai yang terlihat di viewfinder hanya warna putih
- Tekan tombol AWB (Auto White Balance)
- Kamera siap untuk merekam.
Catatan:
kamera harus di white balance lagi apabila keadaan cahaya berubah.
Bagi
para cameraman profesional sering juga melakukan white balance dengan
cara manual yaitu dengan mengatur Colour Temperature pada menu di
kamera.
Zoom
Zooming adalah gerakan lensa zoom mendekati atau menjauhi
objek secara optik, dengan mengubah panjang fokal lensa dari sudut pandang
sempit (telephoto) ke sudut lebar (wide angle).
Zoom
in : mendekatkan objek dari long shot ke close up
Zoom
out : menjauhkan objek dari close up ke long shot.
Zooming bisa dilakukan dengan dua cara:
Manual:
dengan memutar ring zoom pada lensa
Servo : Biasanya tombol zoom servo ada pada handle camera
sehingga terjangkau jari pada waktu mengoperasikan kamera
Focus
Fokus adalah pengaturan lensa yang tepat untuk jarak
tertentu. Gambar dikatakan fokus apabila proyeksi gambar yang dihasilkan oleh
lensa jatuh di permukaan tabung atau CCD jelas dan tajam. Sehingga nampak juga
di viewfinder dan monitor.
depth
of field atau bidang kedalaman adalah bidang
dimana objek-objek di depan dan di belakang objek utama tampak dalam fokus.
Secara teknis, shot dengan bidang kedalaman yang luas
memudahkan cameraman mengikuti gerakan objek. Bidang kedalaman yang sempit
mengharuskan kita untuk terus menerus follow focus apabila kamera atau
objek bergerak.
Secara estetis depth of field sangat berperan dalam
menciptakan perspektif visual pada keseluruhan adegan (shot).
3
hal yang menentukan depth of field :
1. Panjang
Fokal Lensa
Semakin panjang fokal lensa = bidang kedalaman semakin
sempit atau kata lainnya fokus semakin tipis.
2. f-stop/iris
Lebih besar bukaan iris (lebih kecil f-stop) = bidang
kedalaman semakin sempit / fokus semakin tipis. Misal f/16 bidang kedalamannya
lebih lebar dari f/2.03. Jarak
kamera dengan objek
Semakin jauh jarak kamera dengan objek = semakin luas bidang
kedalaman
Semakin dekat jarak kemera dengan objek = semakin sempit
bidang kedalaman.
Audio
Levels
Jangan abaikan audio level pada kamera karena selain
kualitas gambar, kualitas audio juga tidak kalah pentingnya. Ingat Televisi
adalah gabungan antara gambar dan suara. Ada gambar tanpa audio yang bagus akan
sangat mengganggu pemirsa bahkan informasi yang akan disampaikan tidak sampai kepada
penonton.
Atur audio level jangan sampai under ataupun over (peak).
Mengoperasikan
kamera adalah seni, jadi dibutuhkan taste dari setiap cameraman