Posted by : Unknown
Kamis, 16 April 2015
KABUPATEN Pringsewu
merupakan salah satu dari 15 daerah otonom kabupaten/kota di Provinsi
Lampung. Kabupaten Pringsewu yang beribukota di kota Pringsewu, berjarak
sekitar 38 Km dari ibukota Provinsi Lampung, Bandar Lampung. mempunyai
luas wilayah 625 km persegi, berpenduduk kurang lebih 475.353
jiwa. Kabupaten Pringsewu terdiri dari 131 desa/pekon dan kelurahan,
yang tersebar di 9 kecamatan, yakni masing-masing Kecamatan Pringsewu,
Pagelaran, Pagelaran Utara, Pardasuka, Gadingrejo, Sukoharjo, Ambarawa,
Adiluwih, dan Kecamatan Banyumas. Kabupaten
Pringsewu berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah di sebelah utara,
di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pesawaran, di sebelah barat
dan selatan berbatasan dengan Kabupaten Tanggamus.
Sejarah Pringsewu diawali dengan
berdirinya sebuah perkampungan (tiuh) yang bernama Margakaya pada tahun
1738 Masehi yang dihuni masyarakat asli Lampung-Pubian, terletak di tepi
aliran sungai Way Tebu, salah satu sungai besar yang ada di Pringsewu
(sekitar 4 Km sebelah Selatan dari pusat kota Pringsewu saat ini). Dari
abad XVII hingga abad XIX tiuh Margakaya merupakan perkampungan yang
ramai, subur dan makmur.
Kemudian, 187 tahun berikutnya, tepatnya pada tanggal 9 September 1925, sejumlah masyarakat asal Pulau Jawa melalui program kolonisasi oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda, membuka areal permukiman baru dengan membuka hutan belantara yang sangat lebat yang banyak ditumbuhi ribuan batang pohon bambu di sekitar tiuh Margakaya tersebut. Karena begitu banyaknya pohon bambu, oleh masyarakat pembuka hutan, perkampungan yang baru dibuka tersebut dinamakan ‘Pringsewu’ yang mengambil nama dari bahasa Jawa yang artinya Bambu Seribu, dengan kepala desa pertama yaitu Bapak Ambar.
Kemudian, 187 tahun berikutnya, tepatnya pada tanggal 9 September 1925, sejumlah masyarakat asal Pulau Jawa melalui program kolonisasi oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda, membuka areal permukiman baru dengan membuka hutan belantara yang sangat lebat yang banyak ditumbuhi ribuan batang pohon bambu di sekitar tiuh Margakaya tersebut. Karena begitu banyaknya pohon bambu, oleh masyarakat pembuka hutan, perkampungan yang baru dibuka tersebut dinamakan ‘Pringsewu’ yang mengambil nama dari bahasa Jawa yang artinya Bambu Seribu, dengan kepala desa pertama yaitu Bapak Ambar.
Pada tahun 1936 berdiri pemerintahan
Kawedanan Tataan yang berkedudukan di Pringsewu, dengan Wedana pertama
yakni Bapak Ibrahim hingga 1943. Selanjutnya, Kawedanan Tataan
berturut-turut dipimpin oleh Bapak Ramelan pada tahun 1943, Bapak Nurdin
pada tahun 1949, Bapak Hasyim Asmarantaka pada tahun 1951, Bapak Saleh
Adenan pada tahun 1957, serta pada tahun 1959 diangkat sebagai Wedana
yaitu Bapak R.Arifin Kartaprawira yang merupakan Wedana terakhir hingga
tahun 1964, saat pemerintahan Kawedanan Tataan dihapuskan. Namun sebelum
itu, tepatnya pada tahun 1949 saat masa agresi militer Belanda ke-2,
wilayah Pringsewu juga pernah menjadi ibukota darurat Karesidenan
Lampung.
Pada tahun 1964, dibentuk pemerintahan
Kecamatan Pringsewu yang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Daerah
Tingkat II Lampung Selatan sesuai dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun
1964, yang sebelumnya Pringsewu juga pernah menjadi bagian dari
Kecamatan Pagelaran yang juga beribukota di Pringsewu. Termasuk
menyandang status pemerintahan Negeri Pringsewu.
Dalam sejarah perjalanan berikutnya,
Kecamatan Pringsewu bersama sejumlah kecamatan lainnya di wilayah
Lampung Selatan bagian barat yang menjadi bagian wilayah administrasi
Pembantu Bupati Lampung Selatan Wilayah Kotaagung, masuk menjadi bagian
wilayah Kabupaten Tanggamus berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun
1997, hingga pada akhirnya wilayah ini terbentuk sebagai daerah otonom
yang mandiri yakni Kabupaten Pringsewu, berdasarkan Undang-undang Nomor
48 Tahun 2008, dan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri H.Mardiyanto
pada tanggal 3 April 2009 di gedung Sasana Bhakti Praja Departemen Dalam
Negeri Republik Indonesia, Jakarta, sekaligus melantik Penjabat Bupati
Pringsewu yang pertama saat itu Ir.H.Masdulhaq.
Setelah Penjabat Bupati yang pertama,
Ir. H. Masdulhaq, Kabupaten Pringsewu juga pernah dipimpin oleh 2
Penjabat Bupati yang lain, yakni Ir. H. Helmi Machmud, dan H. Sudarno
Eddi, SH.,MH., hingga terpilih dan dilantik Bupati Pringsewu yang
definitif pada 23 November 2011, pasangan H. Sujadi dan H. Handitya
Narapati SZP, SH., sebagai Bupati dan Wakil Bupati Pringsewu periode
2011 – 2016. *)